ADAT PIDOANO KURI MASYARAKAT WABULA

ADAT PIDOANO KURI MASYARAKAT WABULA

Ketika desa adat hanya sekadar obyek wisata, Buton berusaha mengambil langkah lebih ke depan. Desa adat pun dijadikan ujung tombak pariwisata. Setidaknya, begitu janji Bupati Buton Umar Samiun, saat mengunjungi Desa Wabula.
“Desa Wabula, saya persiapkan untuk menjadi ujung tombak pariwisata. Ibu kota akan saya pindahkan dari Pasar Wajo ke Wabula. Dari kantor Bupati ke Wabula hanya enam kilometer,” kata Umar, di hadapan masyarakat adat Desa Wabula, Jumat (30/11/2012) lalu.

Desa ini terletak terletak sekitar 28 kilometer dari Pasar Wajo, ibu kota Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Untuk mencapai desa ini bisa melalui laut maupun jalur darat. Saat ini, jalur laut bisa dilalui dengan menumpang kapal nelayan.

Sementara jalur darat, melalui jalan yang belum bagus. Jalanan tak beraspal, berkelok-kelok, dan tak landai. Kontur tanah berbatu dan curam, selintas seperti perjalanan off-road.
Namun, akses transportasi terbilang mudah sebab bisa didatangi dengan naik angkutan pedesaan yang biasa disebut pete-pete dari Pasar Wajo. Lama tempuh dari Pasar Wajo sekitar dua jam. Desa ini juga sudah dialiri listrik, walaupun untuk sinyal telepon genggam terbilang masih susah.
Setiap tahunnya, Desa Wabula memiliki acara tahunan berupa pesta adat Pidoa Anokuri. Ritual tersebut biasanya diisi dengan pembacaan doa, makan bersama, dan pertunjukkan kesenian. Semuanya sebagai simbol rasa syukur hasil panen kuri.

ADAT PIDOANO KURI MASYARAKAT WABULA

ADAT PIDOANO KURI MASYARAKAT WABULA

Ketika desa adat hanya sekadar obyek wisata, Buton berusaha mengambil langkah lebih ke depan. Desa adat pun dijadikan ujung tombak pariwisata. Setidaknya, begitu janji Bupati Buton Umar Samiun, saat mengunjungi Desa Wabula.
“Desa Wabula, saya persiapkan untuk menjadi ujung tombak pariwisata. Ibu kota akan saya pindahkan dari Pasar Wajo ke Wabula. Dari kantor Bupati ke Wabula hanya enam kilometer,” kata Umar, di hadapan masyarakat adat Desa Wabula, Jumat (30/11/2012) lalu.

Desa ini terletak terletak sekitar 28 kilometer dari Pasar Wajo, ibu kota Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Untuk mencapai desa ini bisa melalui laut maupun jalur darat. Saat ini, jalur laut bisa dilalui dengan menumpang kapal nelayan.

Sementara jalur darat, melalui jalan yang belum bagus. Jalanan tak beraspal, berkelok-kelok, dan tak landai. Kontur tanah berbatu dan curam, selintas seperti perjalanan off-road.
Namun, akses transportasi terbilang mudah sebab bisa didatangi dengan naik angkutan pedesaan yang biasa disebut pete-pete dari Pasar Wajo. Lama tempuh dari Pasar Wajo sekitar dua jam. Desa ini juga sudah dialiri listrik, walaupun untuk sinyal telepon genggam terbilang masih susah.
Setiap tahunnya, Desa Wabula memiliki acara tahunan berupa pesta adat Pidoa Anokuri. Ritual tersebut biasanya diisi dengan pembacaan doa, makan bersama, dan pertunjukkan kesenian. Semuanya sebagai simbol rasa syukur hasil panen kuri.