Sejarah Wabula dan Khaun sin khang ( dungkuchangia)







Khau Sing khan adalah Nama seorang perwira tinggi atau panglima tentara kavaleri kekaisaran china berkebangsaan mongol yg di kenal oleh orang buton dengan gelar "Dungkuchangia"
Menurut sejarah khau Sing khan di utus oleh oleh kubilai khan untuk menghukum raja singasari. Kaisar china kubilai khan dari dinasti mongol mengirim satu armada laut yg sangat besar ke jawa (singasari) Untuk menghukum kertanegara karena dengan berani menolak suatu permintaan dari kaisar china untuk tunduk di bawah kekuasan ke kaisaran china. Maka dikirimlah 200000 pasukan tentara Tar tar yg di pimpin oleh 3 panglima yaitu : Ike Matsu (panglima angkatan laut china) Shi Piy (panglima angkatan darat china) dan Khau Sing khan (panglima pasukan berkuda china). Akan tetapi pasukan tersebut dimanfaatkan oleh raden wijaya (pendiri kerajaan majapahit) untuk menaklukkan singasari di bawah pimpinan jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan jayakatwang Ternyata raden wijaya berkhianat dan membantai semua pasukan kavaleri dari china
dari china
Jenderal khau Sing khan berhasil lolos dari pembantaian itu dan segera melarikan diri ke pulau Buton tepatnya di wabula pada pertengahan tahun 1293 M. Ditempat itulah kemudian khau Sing khan menikah dengan seorang putri parabhela wabula bernama "Wa Dawaho"
Kemudian beberapa sultan buton mengambil selir di wabula dengan mengingat sejarah penting khau Sing khan (dungkuchangia). Generasi wanita di daerah itu Di kenal berkulit putih karena adanya asimilasi dengan orang china tersebut. Tempat itu Disebut "Wabula" karena penduduknya kebanyakan berkulit putih dan sawo matang. Menurut bahasa wolio wabula berasal dari kata "bula" yang berarti putih dan tambahan "wa" yg menunjukan perempuan.
Generasi dari hasil perkawinan itu merupakan fakta ilmiah tentang kebenaran bahwa di tempat itu pernah terjadi asimilasi dengan etnis berkulit putih. Hal itu memprkuat argumen bahwa khau Sing khan bersama rombonganya yg berkulit putih mendarat di wabula dan tinggal menetap serta kawin di tempat itu.
Khau Sing khan sendiri mempunyai beberapa Gelar Nama di antara nya di daerah lapandewa dan batauga disebut "Mia mosega" dan di wabula dan wasuemba disebut "La buku torende". Disana dia sangat di segani dan terkenal digjaya,piawai ,Ahli strategi, negarawan di negeri nya dan sebagai panglima kekaisaran china yg terkenal tinggi kebudayaannya.
Oleh karena ketenaran namanya di kalangan masyarakat buton, maka khau Sing khan tidak mendapat kesulitan apapun untuk mendirikan kerajaan sesuai cita-cita nya. Pada tahun 1298 yaitu setelah 5 tahun keberadaan nya di buton khau Sing khan berhasil mendirikan kerajaan "Tobhe tobhe". Wilayah kerajaan Tobhe Tobhe meliputi labhlawa,wabhorobo, burukene, wabula, lapandewa, rongi sempa sempa,kaindea,wurugana, busoa, wawoangi,lakaposuncu, bola, burangasi,wapulaka, katilombu, lipu, malanga, wakaokili watiginanda, kambe kambero, masiri, siompu, kadatua laboora, sampai kalotoa kepulauan karompa. Sejak saat itu Khau Sing khan telah memakai gelar "dungkuchangia"

Pengaruh kerajaan Tobhe tobhe dalam perkembangan nya sampai ke kerajaan kamaru dan todanga sebagai kerajaan tetangganya. Kerajaan kamaru dan todanga di buton Utara berdiri sendiri tidak bergabung dgn kerajaan Tobhe Tobhe kecuali kerajaan batauga.

(Sumber : Buku " Demokrasi Lokal Darul Butuni '' Karya LM Syarif Ma'mum )

Sejarah Wabula dan Khaun sin khang ( dungkuchangia)







Khau Sing khan adalah Nama seorang perwira tinggi atau panglima tentara kavaleri kekaisaran china berkebangsaan mongol yg di kenal oleh orang buton dengan gelar "Dungkuchangia"
Menurut sejarah khau Sing khan di utus oleh oleh kubilai khan untuk menghukum raja singasari. Kaisar china kubilai khan dari dinasti mongol mengirim satu armada laut yg sangat besar ke jawa (singasari) Untuk menghukum kertanegara karena dengan berani menolak suatu permintaan dari kaisar china untuk tunduk di bawah kekuasan ke kaisaran china. Maka dikirimlah 200000 pasukan tentara Tar tar yg di pimpin oleh 3 panglima yaitu : Ike Matsu (panglima angkatan laut china) Shi Piy (panglima angkatan darat china) dan Khau Sing khan (panglima pasukan berkuda china). Akan tetapi pasukan tersebut dimanfaatkan oleh raden wijaya (pendiri kerajaan majapahit) untuk menaklukkan singasari di bawah pimpinan jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan jayakatwang Ternyata raden wijaya berkhianat dan membantai semua pasukan kavaleri dari china
dari china
Jenderal khau Sing khan berhasil lolos dari pembantaian itu dan segera melarikan diri ke pulau Buton tepatnya di wabula pada pertengahan tahun 1293 M. Ditempat itulah kemudian khau Sing khan menikah dengan seorang putri parabhela wabula bernama "Wa Dawaho"
Kemudian beberapa sultan buton mengambil selir di wabula dengan mengingat sejarah penting khau Sing khan (dungkuchangia). Generasi wanita di daerah itu Di kenal berkulit putih karena adanya asimilasi dengan orang china tersebut. Tempat itu Disebut "Wabula" karena penduduknya kebanyakan berkulit putih dan sawo matang. Menurut bahasa wolio wabula berasal dari kata "bula" yang berarti putih dan tambahan "wa" yg menunjukan perempuan.
Generasi dari hasil perkawinan itu merupakan fakta ilmiah tentang kebenaran bahwa di tempat itu pernah terjadi asimilasi dengan etnis berkulit putih. Hal itu memprkuat argumen bahwa khau Sing khan bersama rombonganya yg berkulit putih mendarat di wabula dan tinggal menetap serta kawin di tempat itu.
Khau Sing khan sendiri mempunyai beberapa Gelar Nama di antara nya di daerah lapandewa dan batauga disebut "Mia mosega" dan di wabula dan wasuemba disebut "La buku torende". Disana dia sangat di segani dan terkenal digjaya,piawai ,Ahli strategi, negarawan di negeri nya dan sebagai panglima kekaisaran china yg terkenal tinggi kebudayaannya.
Oleh karena ketenaran namanya di kalangan masyarakat buton, maka khau Sing khan tidak mendapat kesulitan apapun untuk mendirikan kerajaan sesuai cita-cita nya. Pada tahun 1298 yaitu setelah 5 tahun keberadaan nya di buton khau Sing khan berhasil mendirikan kerajaan "Tobhe tobhe". Wilayah kerajaan Tobhe Tobhe meliputi labhlawa,wabhorobo, burukene, wabula, lapandewa, rongi sempa sempa,kaindea,wurugana, busoa, wawoangi,lakaposuncu, bola, burangasi,wapulaka, katilombu, lipu, malanga, wakaokili watiginanda, kambe kambero, masiri, siompu, kadatua laboora, sampai kalotoa kepulauan karompa. Sejak saat itu Khau Sing khan telah memakai gelar "dungkuchangia"

Pengaruh kerajaan Tobhe tobhe dalam perkembangan nya sampai ke kerajaan kamaru dan todanga sebagai kerajaan tetangganya. Kerajaan kamaru dan todanga di buton Utara berdiri sendiri tidak bergabung dgn kerajaan Tobhe Tobhe kecuali kerajaan batauga.

(Sumber : Buku " Demokrasi Lokal Darul Butuni '' Karya LM Syarif Ma'mum )